Puisi Pilihan Sabah360 Minggu Ini

‘Nurul Cancerbluesky Azizah’, seorang perempuan yang lahir Bukittinggi/4 Juli 1990. Anak ketiga dari sembilan bersaudara. Dengan orang tua bernama Drs.Iskandar Sabuki dan Zahratul Hasanah (alm/almh).Memiliki nama asli “Nurul Azizah”. Alumni di Madrasah Asy-Syarif Koto Laweh Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat,—angkatan 2010/2011.Azizah merupakan seorang Penyandang Disabilitas Tuna Daksa sejak kecil. Dia mulai suka menulis sejak SD kelas lima. Pada awalnya, menulis hanyalah sebagai pengganti lidahnya karena sering kesulitan dalam berbicara dan mendengar. Namun Alhamdulillah, kemudian Allah memberikan kesempatan padanya jadi penulis sejilid buku di akhir tahun 2017 dan sekarang ini menjadi 16 jilid. Serta antologi lebih kurang 30 jilid buku.

KETULUSAN HATI

Terpandang langit biru
Memanggil rasa-rasa diri
Yang tersimpan dalam dada
Menumpahkan berbagai doa

Terlantun bibir mengucapkan ‘Aamiin’
Penuh ketulusan hati tanpa terpaksa
Apalagi berpura-pura diri
Namun benar terucapkan penuh harap pada Tuhan

Bagai bulir-bulir cinta mengalir deras
Di sungai-sungai rindu
Yang menyirami kasih sayang
Dengan harapan selalu subur di taman hati

Walau waktu mengkikis habis
Masa-masa yang tak menyenangkan
Tetap berharap ketulusan hati
Tak pernah pudar dimakan rayap antipati

Agam, Sumatera Barat, 16 Julai 2021.

 

ANGIN KERINDUAN

Sejarah apa yang sedang terjalin
Antara kata yang menyuruh kembali
Tentang cinta berujung semu
Mengundang angin kerinduan

Adakah kenangan tertinggal
Di balik cerita sunyi
Saat tak mampu saling mengungkapkan
Selain berpura diri tak memiliki rasa

Sadarkah ada yang berontak dalam hati
Yang ingin menuntut jawaban
Tak terima berdiam lagi
Pada jiwa yang tersiksa sendiri

Di mana lagi akan menjadi cinta
Bila tak pernah diakui
Di antara yang tersinggah dalam dada
Selalu mengalah ingin memiliki

Agam, Sumatera Barat, 16 Julai 2021.

 

JANGAN PERNAH MELUPAKAN

Ketika hari pergi berganti
Selalu ada yang tertinggal membekas
Menjadikan kisah telah berlalu
Menyuarakan hati yang berharap

Namun sayang tak terima
Di kala asmara beranjak menyepi
Tak memberikan peluang bicara
Mengungkapkan yang terpendam dalam sanubari

Selalu mengalahkan waktu
Pada kondisi diri
Menuntut jawaban keraguan
Berbisik, “Jangan pernah melupakan!”

Sehingga jiwa jadi terjerat
Tak tentu harus memilih apa
Selain gundah makin berkuasa
Menendang jauh harapan semu

Agam, Sumatera Barat, 17 Julai 2021.

 

scroll to top