SETELAH PERAYAAN TAHUN BARU
Setelah bunyi petasan terakhir dan terompet
kau akan kembali masuk perangkap
hari-hari menjebak lagi ringkih tubuhmu
menuju sirkus pertunjukkan 2023
tanpa ada kata mufakat darimu
tiba-tiba ruang sirkus muncul di hadapanmu
memaksamu beratraksi di atas panggung
Kau tak sempat bergeliat mengelak
hari-hari bergerak lebih gesit darimu
memasangkan sepatu roda yang kebesaran
seperangkat kemeja sesak tarian akrobat
kotak pesulap berisi ilusi lengkap
dan beberapa hewan lucu menemanimu
kau lantas berpikir: harus dimulai darimana?
“Ayo, sirkus segera ditampilkan” ucap Januari
kau tergopoh menuju panggung pementasan
mengenakan kostum seadanya tanpa riasan
kau melompat bergulung menahan lelah sakit
hewan-hewan lucu melompat di antara tubumu
kotak pesulap mengeluarkan ilusi secara acak
Para penonton yang tak lain adalah nasib
berteriak kegirangan melihat tingkah lucumu
“ayo lagi…ayo lagi” ucap mereka antusias
“Tuhan, kami lelah dengan semuanya” katamu
Tuhan yang sedari tadi ikut menonton tersenyum
“kau hanya kurang menikmati gerakanmu” ucapnya
- (Surakarta, 2022)
INDONESIA—MALAYSIA
Kita berasal dari tulang rusuk yang sama
tumbuh di tepian gelombang dan pohon kelapa
menjejak tanah-tanah leluhur penuh subur
bukit, gunung, sawah, dan ladang
beserta segenap buih deru samudra
menjadi penanda tanah nenek moyang kita
Bahasa membuat kita bersemuka
melayu dan Indonesia tumbuh bersama
sebagai saudara kita saling bertukar kata
senarai dongeng dan legenda kita pelihara
menguatkan kamus-kamus perbincangan
Di tanahmu dan tanahku
rumahmu juga rumahku
kita semai ladang subur
menumbuhkan benih-benih mimpi
memanen hikayat kemakmuran generasi depan
- (Surakarta, 2022)
STASIUN
Nasib berlaku berbeda di sini
tak seperti rumus bangku sekolah
yang dahulu harus kita amini
bahwa peristiwa pergi adalah kesedihan
dan dua tambah dua menghasilkan genap
agar kita segera lulus secepatnya
Stasiun adalah tempat tanpa gravitasi
kepergian merupakan pertemuan berikutnya
kerinduan adalah bukti nyata dari cinta
para kerabat menjemput penuh sumringah
Datanglah cepat-cepat ke stasiun
saat kau rasa duka tak berkesudahan
menujulah ke peron dan gerbang stasiun
selaksa wajah tabah akan menghapus pilumu
- (Surakarta, 2022)
BIODATA PENULIS
Thomas Elisa, lahir 21 September 1996 di kota Surakarta. Penulis tinggal di Pucangsawit RT 01/RW 03, Kecamatan Jebres, Surakarta. Karya terbaru penulis adalah novel fiksi anak berjudul Bangunnya Peri Merah (2017) dan Hadiah Tak Terduga (2020). Penulis mengajar di sekolah SMK Mikael Solo. Instagram: Thomas Elisa P. Karya terbaru penulis dimuat dalam media Poros Pemalang (2021), Tegas.Id (2021) Opini.Id (2021), Marewai (2021), Suku Sastra (2021), Ruang Jaga (2021), Rembukan.com (2021), Radar Pekalongan (2022), Harian Bhirawa,(2022), Jawapos Radar Madiun (2022), Sinar Indonesia Baru (2022), Solopos (2022), Media Indonesia (2022), Jurnal Sastramedia (2022), Magrib.Id (2022) . Puisi penulis berjudul Sejenak terpilih dalam 100 puisi pilihan peringatan Ch. Anwar (2022). Esai penulis masuk kategori sepuluh esai terbaik versi Sastramedia (2022).