Suluk Penjemputmu
Bisa jadi doamu, doaku, doanya dan doa-doa lainnya
Sedang bersaing di lautan arsy
Semburat apapun baru sekedar menyentuh
Suluk membuai nan berulang merayu sejauhnya
Kiranya sambat keniscayaan tiada rona temaram
Lagi-lagi mereka berebut “Jadikan aku….
“Jadikan aku…
“Jadikan aku…
Mengurai merupa warna luntur hilang meresap entah
Bahkan ada yang dikuliti oleh kepemilikan yang tak diharap
Yakni gelimang dosa masing-masing
Sebagai aral peraih takhta dirimu
Mungkin ada yang menjadi bara merah
Atau redup lentera terasing oleh pemantik
Kemudian Tuhan secara baiknya
Menyimpan sebuah larik untukmu
Dari untai kalimat selepas salat
Hingga menyisakan doa pemeluk keteguhan
Yang tiada sangka-sangka
- Mentek, Januari 2023
Ultras
Sepertinya kemarin Indo-Malay
Adalah sama rasa, bercerita sesama saudara
Kala tersakiti pada hasil masing-masing
Atas dasar semuanya
Kita benar ultras sama
Masing-masing tersanjung sebagai manusia
Ke depan kita akan merasakan kesamaan terus
Hingga bersanding terus seperti kakak-adik
Ultras
- Indonesia-Malaysia, 2023
Déjà vu 2
Buncah semerbak bunga sedap malam
Kembali hantar kala memulainya
Gelagatmu seolah memutar ulang aliran sendang
Menyulam kembali sayatan cara sama
“Apakah engkau masih?”
Kurasa tumbuhan itu terus berulang
Seolah raga pun telah tau jawabnya
Perihal yang dijatuhkan langit ini nanti
Ketika kau melukis kembali
Hanya mempertebal gambar lama yang rusak
Mungkin badut telah tau…
Ia akan kembali dengan cara yang sama
Kali ini berjalanlah kembali tanpa berpaling
Jikalau rona angin itu tak sepoi untukmu
- Pemalang, Februari 2023
Biodata Penulis
